Ketakutan
Australia Terhadap Kebangkitan Indonesia
Saat ini
Australia telah menganggap Indonesia sebagai sebuah ancaman serius baginya.
Ancaman?
Ya
ancaman yang setiap saat bisa merugikan Australia. Paling tidak itu terungkap
dari hasil survei oleh Newspoll pada 2012 mengenai persepsi masyarakat
Australia terhadap Indonesia. Terlihat, hampir 50% orang Australia percaya,
Indonesia adalah ancaman nyata bagi keamanan nasional mereka.
Hal itu
dipertegas oleh Hugh White, seorang profesor studi strategis di Australian
National University pernah menulis sebuah artikel di sebuah media berpengaruh
di Australia, The Age, dengan judul Indonesia's rise is the big story we're
missing: Can Australia handle having a stronger, richer neighbour?
Melalui
artikel itu ia ingin mengingatkan publik Australia bahwa Indonesia kini
bukanlah Indonesia dulu. Bukan lagi negara yang mengharapkan belaian bantuan
dari Australia. Bukan pula negara lemah yang banyak bergantung kepada
Australia.
Indonesia
kini telah menjadi seorang raksasa yang tengah meggeliat. Perekonomian
Indonesia tumbuh pesat dan bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun mendatang
akan menjadi yang terkuat di kawasan Asia Tenggara.
Dalam
pandangan White, semakin kuat Indonesia, semakin mengancam pula Indonesia terhadap
Australia. Semakin maju perekonomian Indonesia, semakin maju pula militernya.
Saat itulah, Indonesia benar-benar menjadi ancaman bagi Australia. White
menulis, hanya ada dua kemungkinan yang terjadi dengan Indonesia. Pertama,
Indonesia menjadi ancaman serius, atau sebaliknya menjadi sekutu yang berharga
bagi Australia. Karena itulah White menyarankan pemerintah Australia menjaga
hubungan yang strategis dengan Indonesia.
Ada juga
yang berpendapat bahwa penyadapan yang di lakukan Australia diduga ada agenda
besar Australia terhadap potensi energi
di Indonesia. Karena sudah lama bisik-bisik Australia mengincar uranium yang
menggiurkan di Indonesia yang bisa jadi kita tidak tahu.
Misteri
Tersembunyi
Sebenarnya
dalam dunia intelijen, tindakan penyadapan yang dilakukan Australia adalah hal
yang lazim. Penyadapan terjadi di hampir setiap kedutaan besar. Motifnya adalah
keamanan negara penyadap,ekonomi, politik dll.
Nah dalam
kasus australia ini, terlepas dari apapun tujuannya. Mari kita lihat sikap
kedua negara dalam menanganinya. BIN dan pemerintah sudah tahu bahwa kita
disadap dari tahun 2009. Nah, dari sini mulai terlihat jelas. Kenapa baru
sekarang pemerintah mengambil sikap terhadap isu penyadapan ini? Padahal kalau
memang sudah tahu, berita ini mudah saja dihilangkan.
Lalu
dengan fakta bahwa pemerintah sudah tahu, maka "berlaku seakan-akan tidak
tahu" adalah langkah terbaik dari segi diplomatic. Kenapa ? Karena dengan
munculnya isu ini ke publik pemerintah bisa menekan si pelaku penyadapan dengan
maksud dan tujuan tertentu. Momen seperti ini bisa digunakan untuk meningkatkan
wibawa pemerintah, termasuk diantaranya diplomasi politik Indonesia di mata
internasional.
Tentu
kalian sudah pernah dengar istilah, kalau tidak bisa menjadi hebat, cukuplah
dengan menjatuhkan yang lain. Curang memang, tapi begitulah politik.
Bargaining
politic nya dimulai dari sini. Bahwa isu penyadapan yang beredar sekarang ini
tidak sesederhana yang ada di berita. Mari kita lihat bagaimana pemerintah kita
menyatakan sikap tegas yang selama ini belum pernah kita lihat bahkan disaat
konfrontasi dengan Malaysia dan bagaimana pemerintah australia cenderung
menganggap santai bahkan cenderung memprovokasi kasus ini ke arah yang lebih
jauh.
Dan
adanya kecurigaan kalau ternyata si snowden ini bukanlah melarikan diri dari
amerika melainkan "sengaja" dilepas. Fungsinya sederhana, melepas
beberapa rahasia yang sudah dipersiapkan, membentuk skenario tertentu untuk
tujuan tertentu. Pahlawan yang dibuat jadi penjahat dan pada akhirnya menjadi pahlawan.
Begitu kira-kira analoginya. Bahwa isu penyadapan ini memang sengaja
dipersiapkan untuk memperkeruh suasana dan memicu konflik di asia pacific.
Konflik
di timur tengah Sudah jenuh, pancingan konflik antar Korsel dan korut juga
gagal, Bisa jadi Indonesia adalah target berikutnya. Biangnya tahu sendiri kan
siapa, tujuannya: perang, keuntungan dan kekuasaan. Penjajah modern.
Meski
begitu pemerintah Indonesia harus tetap berupaya membangun kekuatan militernya
agar menjadi lebih baik untuk menanggulangi ancaman negara tetangga yang
mungkin timbul pada masa mendatang.
Jakarta, DETIK.com - Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menilai
penyadapan yang dilakukan Australia ke Indonesia merusak hubungan baik kedua
negara. Apa yang dilakukan Australia, kata Jusuf, merupakan hal yang salah.
"Penyadapan yang dilakukan Australia melanggar persahabatan-persahabatan
antar negara," kata pria yang akrab disapa JK ini, di Pelabuhan Tanjung
Priok, Jakarta Utara, Jumat (22/11/2013).
JK menilai, tindakan pemerintah Indonesia dengan memanggil duta besar sudah
merupakan tindakan keras. "Suatu tindakan yang salah dan ilegal, serta
tidak etis buat suatu negara sahabat," ujarnya soal penyadapan yang
dilakukan Australia.
Menurut JK, aksi penyadapan ini harus mendapat penjelasan dari Pemerintah
Australia. Atas tindakan tidak etis ini, sambungnya, pemerintah Indonesia harus
melakukan protes keras. "Kita harus minta penjelasan dan memprotesnya
dengan keras serta minta (pihak Australia) tanggung jawab," tegasnya.
Ketegangan Indonesia-Australia terjadi setelah mantan kontraktor Badan Keamanan
Nasional AS (NSA) membocorkan dokumen penyadapan yang dilakukan Australia
terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Negara Ani Yudhoyono dan juga
sejumlah pejabat lain. SBY meminta Australia yang disebutnya 'kawan' tersebut,
untuk menjelaskan mengenai penyadapan ini.
Sedangkan Perdana Menteri Australia Tony Abbott sampai saat ini belum juga
melayangkan permohonan maaf. Dia hanya mengaku menyesalkan insiden ini sehingga
membuat hubungan kedua negara memanas.
Jakarta, KOMPAS.com —
Salah satu solusi mencegah penyadapan telekomunikasi pejabat tinggi negara oleh
negara asing adalah mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam negeri. Beberapa
metode dan teknologi antisadap sudah dimiliki berupa pembungkusan data atau
enkripsi serta pemanfaatan metode telekomunikasi tertutup.
"Metode enkripsi
adalah membungkus data yang dikirim melalui sistem jaringan kabel serat optik
ataupun jaringan satelit. Memang tetap bisa disadap, tetapi tidak dapat dibaca
kecuali oleh penerima yang dituju,” kata Kepala Bidang Sistem Komunikasi
Multimedia pada Pusat Teknologi Informatika Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) Kelik Budiana pada konferensi pers bersama Ikatan Auditor Teknologi
Indonesia (IATI), Jumat (22/11/2013) di Jakarta.
"Metode
pembungkusan data membutuhkan kunci untuk membuka. Kuncinya bisa diubah setiap
waktu," kata Kelik.
Secara terpisah,
Kepala Pusat Penelitian Informatika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
LT Handoko mengatakan, pemanfaatan teknologi telekomunikasi terbuka mengandung
risiko disadap. Penyadapan bisa dihindari dengan memanfaatkan teknologi
telekomunikasi tertutup, seperti yang dikembangkan LIPI, yakni Bandros (Bandung
Raya Operation System). Pusat Penelitian Informatika LIPI terletak di Bandung.
"Bandros
merupakan jaringan sistem informasi tertutup untuk berbagai kebutuhan
komunikasi pemerintah, misalnya digunakan pada saat penanggulangan bencana.
Karena sifatnya yang tertutup, teknologi telekomunikasi ini menjadi
antisadap," kata Handoko.
Teknologi dalam negeri
Sekretaris Jenderal
IATI Arya Rezavidi mengatakan, terbongkarnya penyadapan pejabat tinggi negara
oleh Australia hendaknya menjadi momentum untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi
dalam negeri.
Aswin Sasongko dari
Dewan Pakar IATI mengatakan, tak ada ketentuan yang melarang suatu negara
menyadap komunikasi pejabat tinggi negara lain. Yang semestinya dilakukan
negara adalah meningkatkan kemampuan mencegah penyadapan.
"Kita membutuhkan
audit teknologi untuk pengamanan komunikasi pemerintah. Apakah aman dan sesuai
dengan kebutuhan? Audit teknologi masih jarang dibicarakan," kata Aswin.
Wakil Ketua IATI Hari
Nugroho mengatakan, penyadapan terhadap komunikasi para pejabat tinggi negara
pada 2009 menunjukkan lemahnya keamanan teknologi informasi. Seharusnya
dikembangkan inovasi untuk meningkatkan keamanan teknologi informatika yang
berasal dari luar negeri. (NAW)
Menurut Saya
:
Setelah saya membaca
studi kasus diatas mengenai penyadapan yang dilakukan oleh Australia terhadap
para petinggi Indonesia, menurut saya kasus ini terjadi karena semakin maju dan
berkembangnya teknologi telekomunikasi di dunia. Telekomunikasi dapat membawa
pengaruh positif maupun negatif bagi kehidupan suatu individu, masyarakat
maupun pemerintahan. Dampak positif dengan adanya telematika kita dapat
memanfaatkan layanan E-mail, E-commerce, E-learning, E-Banking, E-Goverment dan
lain-lain sehingga transaksi dan informasi dapat dengan mudah dan cepat
didapatkan melalui perantara telematika. Namun disisi lain apabila penggunaan
telematika tidak dilakukan dengan bijak, maka akan menyebabkan kerugian bagi
suatu pihak, baik perorangan, golongan maupun pemerintahan. Kasus penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia pun membawa dampak
positif dan negatif. Positif yaitu penyadapan ini dapat memberikan pelajaran
bahwa teknologi informasi yang digunakan masih sangat tidak aman, maka harus
berhati-hati dalam melakukan komunikasi selular untuk hal-hal yang sifatnya
kenegaraan. Lembaga yang bertanggung jawab terhadap keamanan telekomunikasi di
Indonesia pun harus lebih meningkatkan keamanan telekomunikasinya, jangan hanya
mengandalkan vendor yang menyediakan alat komunikasi tersebut, karena teknologi
selalu dapat dikembangkan. Sedangkan negatifnya, penyadapan ini dapat memicu
perselisihan antara negara yang padahal bisa saja oknum yang meng-atas-namakan
pemerintah yang melakukan penyadapan ini untuk kepentingan pribadi. Indonesia
seharusnya lebih waspada terhadap data yang berhasil disadap, karena data
tersebut dapat saja disalahgunakan dan menyebabkan perpecahan di dalam
Indonesia sendiri atau peperangan antar negara.
Dengan semakin maju dan berkembangnya
telematika di seluruh dunia, suatu pihak yang tidak bertanggung jawab dapat
memanfaatkan kemampuannya dalam bidang telematika untuk melakukan hal-hal yang
sepatutnya tidak dilakukan seperti penyadapan. Perkembangan
telematika yang sudah sedemikian canggihnya tidak dapat menjadi jaminan bahwa
keamanan teknologi tersebut sudah 100% secure. Karena semakin
dikatakan aman suatu teknologi, maka para cracker pun semakin
ingin tahu sampai sejauh mana keamanan teknologi tersebut dapat ditembus. Namun
dengan bantuan teknologi telematika pula hal tersebut dapat dicegah dan
dihindari dengan memanfaatan metode telekomunikasi tertutup. Penggunaan
telematika dapat menjadi suatu hal yang positif dan negatif tergantung dari
siapa dan untuk apa seseorang menggunakannya. Oleh karena itu, gunakanlah
teknologi telematika dengan sebijak-bijaknya agar hal tersebut diatas tidak
terulang lagi.
TERIMAKASIH ^^
Yuli Malikhah
12.4A.21
Referensi :
http://bredmart.blogspot.com/2013/11/konspirasi-dibalik-kasus-penyadapan_24.html